Diawali dari kami masih baru menempati sebuah rumah di salah satu kompleks perumahan di Manado, saya mengenalnya dan keluarganya.
Kenangan saya dan dia sangat banyak, terutama ketika kami masih anak-anak dan masih satu kolom. Kami selalu bermain bersama-sama layaknya seorang anak-anak yang menikmati masa kanak-kanaknya. Tapi akhir-akhir ini ketika kami sudah bertumbuh menjadi seorang pemuda dan remaja, kami sangat jarang bertemu karena jarak dan tempat yang sedikit jauh.
Dia orang yang seringkali tersenyum pada semua orang. Orangnya juga baik, terbuka dan mempunyai selera humor, sehingga hampir semua orang mengenalnya karena dia memang suka bergaul dengan siapa saja termasuk saya. Meskipun saya lebih tua darinya tapi saya tetap menganggapnya sebagai salah satu teman terbaik yang pernah saya kenal.
Kelabu dimulai saat saya mendengar kabar dari teman saya bahwa dia mengalami suatu kecelakaan dan kata teman saya tangannya patah. Teman saya itu bercerita tentang dia dan keadaan dia. Membuat suatu petir dalam malam hari yang tidak pernah diduga datang.
Malam itu, saya langsung mengirimkan pesan melalui akun facebooknya. Puji Tuhan tak lama kemudian akhirnya pesan saya di akun facebooknya dibalas! Berpikir bahwa setidaknya, keadaannya sedikit membaik. Memiliki harapan tentang penyakitnya. Kemudian saya kembali ke Manado. Bersama dengan teman-teman Pemuda dan Remaja di kolom saya (Klm 8) kami menjenguknya di Rumah Sakit Malalayang. Pertama kali saya melihatnya sedang terbaring di tempat tidurnya, saya sangat sedih sekali melihat kondisinya, tapi saya melihat dia sangat tegar dengan melemparkan senyum khasnya dan semangatnya dalam bercerita. Kami mengobrol bersama-sama bercerita tentang kenangan-kenangan yang lalu-lalu, tapi waktu itu saya tidak dapat banyak bicara karena saya rasanya ingin menangis. Kemudian kami berdoa bersama-sama dan setelah itu kami pulang. Dia mengatakan bahwa dirinya pasti sembuh dan segera keluar dari Rumah Sakit, perkataanya itu membuat saya termotivasi lagi memiliki harapan tentang penyakitnya, bahwa dia pasti bisa bersama-sama lagi dengan kami.
Beberapa bulan kemudian... petir itu kembali datang, di hari Minggu, 20 Februari 2011 tepatnya pukul 08.00 Malam. Seorang teman mengirimkan pesan singkat (SMS) berkata dirinya telah pergi, untuk selama-lamanya. Berita yang cukup membuat saya berpikir, bertanya-tanya, lemas, dan menangis. Malam itu, saya kembali mendoakannya. Saya tak bisa tertidur karena mengingat semua kenangan manis dan juga pahit bersama dia. Besoknya pada hari Senin saya meminta izin dari kantor untuk segera pulang kembali ke Manado, langsung bergegas menuju rumahnya, untuk mendoakannya dan melihat wajahnya untuk yang terakhir kali. Tapi sayangnya saya sedikit terlambat karena cuaca yang tidak mendukung saya dalam perjalanan. Saya hanya bisa melihat peti jenazah dan fotonya. Suasana dukapun menyelimuti rumahnya. Akhirnya jenazahnya di bawa kembali ke kampung halamannya dengan menggunakan mobil ambulance untuk dikebumikan di sana...
Teman, selamat jalan.
semoga kamu mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan di dunia yang sana.
Tuhan, titip teman kami ini ya.
Tempatkanlah dia di tempat yang baik, yang Engkau telah sediakan untuknya yaitu di Sorga.
Amin..
Itoy, kami mencintaimu!
Selamat jalan, teman..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarlah yang sopan agar anda di hargai..